Rabu, 26 Maret 2014

26 Maret, Beethoven Meninggal Dunia

VOAISLAM.COM - Tanggal 26 Maret 1827, Ludwig Van Beethoven musisi besar dunia asal Jerman meninggal dunia. Masa kecil dan masa remaja bagi Beethoven yang lahir di Bonn tahun 1770, adalah masa-masa hidup yang paling sulit. Meski demikian, dia memperoleh kesempatan berguru pada komposer dan musisi besar zaman itu, Wolfgang Amadeus Mozart dan Franz Joseph Haydn.

Sejak usia muda, Beethoven mengalami gangguan pendengaran. Di usianya yang ke-49 Beethoven tuli secara total. Namun, justeru di masa-masa itulah Beethoven menciptakan banyak karya besarnya termasuk sembilan simfoni yang merupakan simfoni musik klasik paling terkenal.

Penandatanganan Perjanjian Brussel

Tanggal 26 Maret tahun 1948, perjanjian Brussel yang merupakan perjanjian pertahanan dan politik pertama negara-negara Eropa pasca perang dunia kedua ditandatangani.

Perjanjian ini ditandatangani oleh delegasi utusan Belgia, Perancis, Belanda, Inggris dan Luxemburg yang isinya kesepakatan untuk membela negara anggota perjanjian ini yang menjadi sasaran serangan militer. Meski sudah 50 tahun berlalu, perjanjian ini masih mengikat semua pihak. Dengan bergabungnya AS dan beberapa negara Eropa lainnya, perjanjian ini berubah nama menjadi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Perjuangan Rakyat Kenya Bergolak

Tanggal 26 Maret tahun 1952, kelompok nasionalis Kenya di bawah kepemimpinan Jomo Kenyatta melakukan pemberontakan melawan kolonialis Inggris. Antara perang dunia pertama dan kedua, Kenya mengalami pergolakan hebat. Setelah perang dunia kedua usai, rakyat Kenya berupaya merebut kemerdekaannya.

Undang-undang yang diterapkan oleh kolonial Inggris yang membatasi hak-hak rakyat Kenya khususnya terhadap suku Kikuyu melahirkan gerakan perlawanan dengan dibentuknya kelompok Mau Mau. Kelompok Mau mau yang bersenjata, membantai banyak orang Inggris. Akhirnya perlawanan rakyat Kenya membuahkan kemerdekaan untuk negeri ini. Kenya dengan luas wilayah 582.646 kilometer persegi terletak di wilayah timur benua Afrika.

Bangladesh Memisahkan Diri

Tanggal 26 Maret 1971, menyusul pergolakan politik dalam skala besar, Pakistan timur yang kini bernama Bangladesh memisahkan diri dari Pakistan dan mengumumkan kemerdekaannya. Sebelumnya, tahun 1947, Pakistan memisahkan diri dari India. Namun kebijakan diskriminatif yang dijalankan oleh pemerintah pusat di Islamabad terhadap warga suku Bangla yang merupakan 98 persen dari seluruh penduduk di wilayah Pakistan Timur melahirkan ketidakpuasan umum. Sebelumnya warga Pakistan Timur mengajukan tuntutan otonomi untuk wilayah mereka. Tetapi lambat laun tuntutan itu berubah menjadi gerakan pemisahan diri dari Pakistan.

Untuk memadamkan pergolakan rakyat tentara Pakistan menduduki kota Dakka. Pasukan India campur tangan dengan memihak warga Pakistan Timur, akhirnya, pasukan Pakistan terpaksa meninggalkan kota Dakka dan Pakistan Timur memproklamasikan kemerdekaan dengan mengubah nama menjadi Bangladesh. Najiburrahman pemimpin Pakistan Timur menjadi presiden pertama Bangladesh. Tetapi tak lama, Najiburrahman terbunuh dalam sebuah kudeta. Bangladesh dengan luas wilayah 144 ribu kilometer persegi terletak di timur laut anak benua India dan bertetangga dengan India dan Myanmar.

Skotlandia Berlakukan Larangan Merokok

Tanggal 26 Maret 2006, Skotlandia memberlakukan peraturan larangan merokok di tempat umum. Enam bulan kemudian, Menteri Kesehatan Skotlandia Andy Kerr menyatakan peraturan itu menunjukkan hasil yang positif karena rakyat terdorong untuk berhenti merokok.

Jumlah penelepon Smokeline Services layanan yang memberikan tips kepada para penelepon tentang cara berhenti merokok juga mengalami peningkatan.

Hanya dalam dua bulan setelah larangan itu dikeluarkan, jumlah pekerja bar yang mengalami penyakit pernapasan berkurang hingga 33%.

Lebih dari 15 ribu warga Skotlandia berhenti dari kebiasaan merokok hanya dalam satu tahun sejak negara itu memberlakukan larangan merokok. Tidak hanya itu, ilmuwan di Universitas Glasgow melaporkan serangan jantung telah turun 17% di negara itu.

Mesir dan Israel Berdamai

Setelah berperang selama kurang lebih 30 tahun, Mesir dan Israel akhirnya berdamai melalui inisiasi AS.

Perjanjian damai yang dilakukan di Gedung Putih itu ditandai dengan kesepakatan tiga kepala negara, yakni Presiden Mesir Anwar Sadat, Perdana Menteri Israel Menachem Begin, dan Presiden AS Jimmy Carter.

Walau kedua negara telah berdamai, dalam pidato setelah perjanjian tersebut aroma pertentangan masih terasa. Presiden Sadat masih mempertanyakan otonomi untuk Palestina, sedangkan PM Begin menyatakan Jerusalem tetap tidak bisa dibagi.

Tanah Arab pun bergolak dengan berbagai pertentangan lewat demonstrasi dan pernyataan pemimpin-pemimpin Arab. Selain menyatakan ketidaksukaan terhadap tindakan Presiden Sadat yang tidak berkompromi terlebih dahulu, mereka juga menganggap perdamaian itu sebagai sebuah kesalahan.

Paus Berdoa untuk Pengampunan Holocaust

Paus John Paul II, di Tembok Ratapan, Jerusalem, berdoa untuk pengampunan bagi mereka yang terlibat Holocaust.

Pada saat bersamaan ia membantah keterlibatan gereja dalam tragedi tersebut. Dalam kunjungannya yang bertajuk Ziarah Milenium,

Paus berada dalam tekanan untuk meminta maaf karena Vatikan gagal bersuara ketika Holocaust terjadi.

Kunjungan ke Tembok Ratapan tersebut merupakan rangkaian akhir perjalanan Paus di Israel dan menjadi kunjungan pertama paus dalam 36 tahun.

Itu juga merupakan janjinya ketika ia diangkat pada 1978 untuk mengunjungi tempat suci tersebut. Sebelumnya Paus berkunjung ke Mesjid Al Aqsa dan disambut ulama-ulama muslim di Jerusalem. (IRIB Indonesia)

SUMBER :IRIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar